Sumber foto : liputan6
Bangkitkomunika.com, Jakarta — Masyarakat Lumajang diminta menjauh dari aliran sungai yang berhulu di kaki Gunung Semeru dan meninggalkan rumahnya yang tertutupi debu tebal di masa hujan saat ini.
Imbauan itu disampaikan ahli vulkanologi yang juga mantan Kepala Badan Geologi, Dr. Surono di Jakarta, Ahad (4/12/21) sore.
Gunun Semeru yang terletak di wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, sejak sekitar pukul 14.35 Ahad (4/12/21) mengalami erupsi.

Dalam wawancara daring dengan KompasTv, Mbah Rono mengatakan, tindakan menjauhi aliran sungai tersebut demi keselamatan, mengingat lahar panas atau dingin akan mengaliri sealur menurunnya sungai dari lembah Gunung Semeru.
“Lahar panas atau dingin itu akan mengikuti alur menurun. Pasir atau lahar dingin itu berbahaya bagi keselamatan,” kata laki-laki yang akrab disapa Mbah Rono.
Baca Juga : Ditangkap, Copet Internasional di Sirkuit Mandalika NTB
Selain itu, Mbah Rono mengingatkan, warga yang atap rumahnya sudah tertutup debu tebal semburan gunung Semeru, harus tinggalkan rumah karena debu itu tak ubahnya semen ketima basah oleh hujan.
Seperti pemberitaan media, bersamaan dengan erupsi gunung Semeru juga turun hujan mengguyur.
Akibatnya beban pada atap akan makin berat. “Debu tebal yang diguyur hujan tak ubahnya semen, berat. Jadi keluarlah atau tinggalkan saja rumah,” kata Mbah Rono.
Saat ini penerangan listri di Lumajang, khususnya di seputaran yang terdampak erupsi gunung Semeru, dikabarkan padam.
Gunung Semeru adalah gunung tertinggi ketiga di Indonesia. Gunung ini terletak dalam wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang.***