Perintah Kapolri Sigit : TURUN KE LAPANGAN! BUKAN ZAMANNYA ANAK BUAH LAYANI PIMPINAN !

Bangkitkomunika, Bandar lampung – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, saat ini bukan zamannya lagi anak buah melayani pimpinan, dan segenap insan Bhayangkara harus mau terjun ke lapangan untuk mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat.

Kapolri menegaskah hal tersebut ketika memberikan pengarahan dalam kunjungannya kerjanya di Polda Lampung dan jajaran terkait situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (sitkamtibmas), penanganan covid-19 dan transformasi Polri yang Presisi.

Ia berada di Lampung hari Kamis (11/1/22). Dalam pengarahan itu, hadir antara lain Kapolda Lampung, Irjen Pol. Drs. Hendro Sugiatno, Wakapolda dan para pejabat utama (PJU) Polda.

Seluruh personel Kepolisian, instruksinya, harus mau turun ke lapangan, guna menyerap aspirasi, harapan, serta kemauan masyarakat.

“Dengarkan langsung keinginan warga, dan jadikan bahan evaluasi atau acuan untuk mewujudkan Korps Bhayangkara yang semakin dipercaya serta dicintai oleh warga,” tegas Jenderal Sigit.

Untuk itu, tegasnya, datang ke masyarakat dan dengarkan apa yang mereka inginkan.

“Bila perlu kumpul masyarakat tingkat Polsek, Polres, Polda sehingga tahu apa yang harus ditingkatkan. Nanti akan muncul ‘trust’ dari masyarakat,” harap Jenderal Sigit yang 27 Januari 2002 genap setahun memimpin Polri.

Dia mengingatkan, instruksi dan arahannya berlaku bagi seluruh Polda dan personel kepolisian dimanapun bertugas.

Instruksi ini, tegasnya, adalah demi pelayanan publik yang harus terus ditingkatkan sehingga menjadi jauh lebih baik daripada sebelum-sebelumnya.

Jenderal polisi bintang empat itu mengingatkan, bahwa ia tak ingin mendengar adanya pelayanan yang tidak sesuai harapan masyarakat.

Sigit menyebut, dalam semangat Polri yang Presisi, pelayanan terhadap masyarakat tidak boleh ada pembedaan, lakukan dengan cepat, ramah dan humanis.

Dengan begitu, kata Sigit, Kepolisian akan mendapatkan doa dan apresiasi dari warga.

Dengan demikian, harapnya, semua itu akan berdampak pada organisasi Polri secara keseluruhan.

“Layani dengan cepat pengadua sehingga masyarakat mengetahui kita melakukan respons apa yang mereka keluhkan. Cek apakah itu berjalan atau belum. Memang ini mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan,” ujar mantan Kabareskrim Polri itu.

Baca Juga : Pemerhati Kepolisian, Suryadi, M.Si: PPA POLRI JADI DIREKTORAT, PENCEGAHAN HARUS DIUTAMAKAN

Baca Juga : Suryadi, M.Si dan Efriza, M.Si Hoegeng Dihormati Dunia, Polri
Patut Konsisten Perangi Korupsi


Semua upaya tersebut, menurut Sigit, harus dikomandoi oleh sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat disertai oleh pengawasan sistem yang ketat untuk terhindar dari penyimpangan oknum polisi yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan aturan.

“Ini butuh suatu kepemimpinan, pengawasan sistem yang ketat. Kita tak ingin anggota kita yang selama ini telah bekerja keras kemudian ada masalah hanya gara-gara kita tak memberikan bimbingan. Ingat, bila salah jalan karena terpengaruh lingkungan, maka akan salah terus dan menjadi korban. Apalagi pelanggaran itu dilakukan bersama dan terorganisir,” ucap Sigit.

PROFESIONALISME
Masih terkait dengan strategi untuk wujudkan Polri yang diharapkan dekat dan dicintai masyarakat, menurut Sigit, semangat menuju Polri yang Presisi dapat dilakukan dengan menciptakan budaya berbuat baik mulai dari hal-hal yang kecil setiap harinya, baik di level terbawah hingga paling atas.

Profesionalisme, dia mengingatkan, apabila tak didukung oleh etik yang benar, maka akan terjadi pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang.

Dampaknya, tegas Sigit, berbahaya bagi Polri, apabila tidak dilakukan perbaikan dan evaluasi yang berlanjut pada tindakan pembersihan.

Di sisi lain, Sigit mengingatkan, sebenarnya banyak anggota Polri yang siap kerja dan tak rela kalau institusinya dirusak oleh oknum yang tak bisa memahami harapan organisasi dan masyarakat.

Sigit mengatakan, di era kini mau tidak mau, Polri harus melakukan pembenahan dan perubahan menjadi lebih baik lagi.

Kapolri memperingatkan, saat ini budaya yang kurang baik selama ini, harus dihapuskan dan menggantinya dengan kebiasaan yang jauh lebih positif.

“Kita berbenah, kenapa anggota melakukan pelanggaran apakah terkait faktor individu yaitu pemahaman terhadap spiritualnya lemah, pengaruh negatif komunitas, tak mampu menyesuaikan kondisi yang ada dan gaya hidup yang tak sesuai dengan budaya organisasi Polri atau dari faktor organisasi yaitu regulasi yang lemah, kurangnya wawasan literasi, kurang sarana dan prasarana,” Sigit meminta harus ditemukan masalahnya

“Budaya yang harus diperbaiki karena warisan lama, mungkin sudah tak cocok. Sekarang bukan lagi zamanya anak buah layani pimpinan,” papar Sigit.

INGATKAN ANCAMAN OMICRON
Terkait penanganan dan pengendalian Pandemi Covid-19, Sigit memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran Kepolisian yang tak kenal lelah berada di garis terdepan dalam hal tersebut.

Kendati begitu, Sigit tetap mengingatkan untuk tidak abai dan lengah, apalagi saat ini varian Covid-19, Omicron sudah masuk ke Indonesia.

“Apa yang kita lakukan selama ini bukan pencapaian akhir, saat ini ada Omicron masuk ke Indonesia. Omicron lebih cepat lima kali walaupun tingkat fatalitas tidak setinggi varian Delta,” ujar Sigit

Oleh karenanya, Sigit meminta agar personel kepolisian untuk terus bersinergi dengan seluruh stakeholder melakukan percepatan akselerasi vaksinasi terutama pada masyarakat lanjut usia (lansia) dan anak-anak.

Dia mengingatkan, langkah-langkah menuntaskan vaksinasi di beberapa tempat masih belum optimal. Maka, untuk antisipasi siapkan rumah sakit rujukan dan obat-obatan.

“Saat ini mumpung masih ada waktunya agar dicek kembali kesiapannya. Penguatan terhadap pemeriksaan khususnya di penyeberangan. Jemput bola agar saudara-saudara kita betul-betul sudah di vaksin karena memang peningkatan ini kalau tak bisa dikendalikan bisa jadi gelombang tiga,” perintah Kapolri Sigit.

Sigit juga mengingatkan soal kebijakan ‘vaksin booster”. Ia berharap, hal ini harus dijadikan kesempatan untuk semakin menguatkan atau meningkatkan imunitas akan bahaya Covid-19 bagi masyarakat.

Dalam pengarahannya, Sigit juga menekankan soal penguatan strategi komunikasi publik, responsif terhadap peristiwa bencana alam, antisipasi konflik sosial, fenomena kejahatan konvensional, kesiapan menghadapi Pemilu, mengawal iklim investasi dan penguatan sinergitas TNI-Polri. (Rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *